Mencicipi Kuliner Kota Medan



Tugas negara membawa saya sampai di kota yang sudah saya impi-impikan untuk dikunjungi. Jadwal kegiatan yang sangat amat padat tidak menghilangkan kesempatan saya dan rekan mencicipi enaknya kuliner di Medan. Sepertinya tidak seru kalau tidak ada drama dalam setiap perjalanan. Ada apa aja sih dramanya?  Mulai dari pesawat delay ketika berangkat sampai dengan telat makan malam. Maklum, saking padatnya kegiatan, kami baru bisa  keluar dari lokasi acara jam 10 malam. Mau pulang? Tetep ada drama dong. Barang bawaan yang pecah ketika sampai bandara ditambah overweight barang bawaan hahahaha.

Tapi dibalik semua itu, mencicipi kuliner di Medan sangat seru pake banget. Jadi, tempat apa saja yang dikunjungi?

Suasana di Mie Titi Bobrok
Hari pertama yang diisi dengan delay-nya keberangkatan dibayar dengan enaknya mencicipi Mie Titi Bobrok. Kuliner mie aceh ini sangat ramai oleh pengunjung. Rasanya tempat ini tak pernah sepi pengunjung. Bangunan sederhana dengan 2 lantai berjejer banyak kursi dan meja. Disini juga ada playground untuk anak-anak (ada di lantai 2), selain rasa yang enak, harga makanan disini bagi saya sangat amat terjangkau. Bagaimana tidak, segelas teh tarik cuma dibanderol Rp.7.000an saja. Mie Aceh Kepiting dengan harga miring pun tersedia disini. Dengan merogoh kocek Rp. 26.000 kalian sudah bisa menikmati seporsi mie aceh lengkap dengan seekor kepiting. Menu lainnya masih banyak yang bisa dipilih sesuai selera. Saya sangat merekomendasikan tempat ini untuk dikunjungi karena harganya ga bikin kantong bolong.

Dipilih Durennya
Kenyang makan malam dengan menu mie, selanjutnya kami meluncur ke lokasi wajib kalau berkunjung ke Medan. Apalagi kalau bukan Durian Ucok. Ratusan butir durian terpampang nyata disini. Saya yang sangat amat tidak doyan sama durian terhanyut melihat euphoria orang-orang disini memilih dan menyantap rajanya buah tersebut. Rasanya seru aja melihat banyak orang sangat lahap menghabiskan durian, walaupun setelahnya saya pusing-pusing karena ga tahan dengan baunya hahaha. 

Nah ini dia, di hari kedua seperti yang saya ceritakan di atas, hari ini super duper hectic. Kegiatan dimulai di pagi hari dan selesai jam 10 malam (bahkan lebih). Saking riweuhnya, baru bisa makan malam sekitar pukul 11 malam. Lalu, makan malam dimana? Di Merdeka Walk jawabannya. Kawasan food court di tengah kota Medan ini tersedia berbagai macam pilihan makanan. Pilihan dijatuhkan ke restoran Nelayan. Buat kalian yang mau hangout di malam hari, pastikan tempat ini kalian kunjungi ya. Hamper tengah malam kami menuju hotel untuk beristirahat. Mempersiapkan esok hari yang merupakan hari terakhir bertugas sambil beberes untuk kepulangan.

Selesai sarapan dan check out hotel, kami bergegas menuju lokasi acara. Sesampainya disana dimulailah kegiatan sama seperti hari-hari sebelumnya. Hari ini merupakan hari terakhir kegiatan di Medan. Setelah selesai, kami bergegas beberes barang bawaan untuk kemudian makan siang sebelum menuju bandara untuk pulang ke rumah tercinta.

RM. Sinar Pagi
Makanan yang dipesan
Pilihan makan siang jatuh ke rumah makan legendaris yang sudah ada dari tahun 1962 yaitu RM Sinar Pagi. Menu yang ditawarkan di rumah makan ini yaitu soto ayam, soto daging, dan soto campur. Duh, rasanya itu loh, menggugah selera banget. Saya sampe nambah nasinya. Kemudian, makanan penutupnya ada agar-agar yang penyajiannya di gelas. Walaupun terkesan simple, rasanya enak banget. Sepertinya ga ada di tempat lain. Yang pasti, jangan sampai kehabisan ya karena tempat ini tak pernah sepi pengunjung. Pastikan kalian mencicipi semangkok soto RM Sinar Pagi yang tidak ada duanya ini.

Berhubung penerbangan masih pukul 7 malam, kita berkeliling sejenak untuk membelikan titipan-titipan sepertih ituh. Mobil melaju ke store oleh-oleh kekinian milik artis yaitu Medan Napoleon. Kue kekinian pastry dengan sponge cake ini sepertinya belum surut peminat. Masih terlihat antrian ketika saya kesana, mungkin tidak seantre ketika awal pertama kali dibuka. Beberapa rasa favorit seperti cokelat atau tiramisu pada waktu itu habis. Bagi yang tidak mendapatkan rasa-rasa favorit itu, kalian bisa mendapatkannya di penjual eceran di depan toko tersebut. Kalian cukup menambah mulai dari Rp. 5.000/box dari harga toko.

Last but not least, tak lupa memboyong kue bolu terenak se-Indonesia raya, Bolu Meranti. Ternyata lokasinya cukup ditemui, walaupun melalui jalan yang cukup berliku. Siap-siap susah cari parkir ya. Selain karena terletak di kawasan yang cukup padat, pengunjung di toko ini bisa dibilang membludak. Tengok saja pengunjung yang keluar dari toko ini, pemandangan orang-orang yang menenteng dus-dus kue hasil perburuannya. Proses pembeliannya sangat mudah, calon pembeli yang baru datang dapat langsung memilih item-item apa saja yang diinginkan. Sebuah papan besar lengkap dengan harga terpampang nyata dapat dengan mudah dilihat tapi ini jadi pilihan sulit karena semuanya enak, jadi tambah bingung kan pilih yang mana?

Setelah mendapat kertas bukti pesanan, tinggal ke meja kasir untuk melakukan pembayaran. Setelah selesai membayar, tinggal menunggu nomor kita dipanggil dan boooom, pesanan sesuai keinginan sudah di tangan. Kalo saya sih merasa ini jadi oleh-oleh wajib (pake banget) kalo berkunjung ke Medan.

Sekian cerita saya kali ini. Semoga saya bisa kembali ke Medan suatu saat nanti, Aamiin


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pontianak : Terpampang Nyata di Kota Khatulistiwa

Memperpanjang Paspor Di Kantor Imigrasi Jakarta Selatan, Unit Layanan Paspor Wilayah I - Pondok Pinang

Danau Biru Cigaru, Cisoka : Belitung Ala-Ala di Kabupaten Tangerang